Sebuah Pengantar Buku dari KH. Fathul Huda (Bupati Tuban periode 2011-2016 dan 2017-2020)
![]() |
| Siti Alifah penulis buku biografi KH. M. Najib Afandi sowan di ndalem Pak Huda (foto paling kiri), Ibu Nyai Fathul Huda dan foto tengah KH. Fathul Huda. Dokumentasi 20 November 2022. |
Sebuah Pengantar Buku
Oleh: KH. Fathul Huda (Bupati Tuban periode 2011-2016 dan 2017-2020)
Saya sangat mengapresiasi dengan adanya penulisan biografi beliau, Kiai Najib. Penulisan ini sangatlah penting, karena tokoh akan dikenang sepanjang masa. Mengenang untuk diteladani sifat-sifatnya bagi generasi yang telah ditinggalkan. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
اذكروا محاسن موتاكم
“Ceritakan yang baik-baik dari orang yang telah meninggal dunia”
Menghormati tokoh dalam bentuk tulisan. Karena sebenarnya banyak tokoh yang baik-baik, namun sedikit yang mengetahuinya karena ketiadaan referensi(tulisan) tentang beliau. Motivasi literasi untuk generasi penerus di daerah Jatirogo khususnya dan Tuban pada umumnya. Tanpa tulisan sejarah dan kisah para tokoh akan hilang dimakan oleh waktu.
Seperti contoh nama rumah sakit di Jatirogo adalah Ali Mansur. Tidak banyak yang mengetahui siapa beliau. Padahal beliau adalah penggubah sholawat badar yang mendunia.
Kebaikan-kebaikan Kiai Najib menurut saya:
1. Waktu hidupnya untuk kebaikan pada orang lain melalui organisasi kemasyarakatan NU dan pendidikan. Untuk urusan NU dan pendidikan beliau tidak pernah memperhitungkan materi maupun tenaga ,tanpa reserve. Jihad bi ‘amwal wa jihad bi anfus.
2. Jika ada sesuatu yang tidak cocok kiai Najib tidak pernah frontal. cukup diam yang itu sebagai pertanda bahwa Dia adalah orang yang bijak.
3. Saya biasa memanggil beliau dengan sebutan Kiai bukan ustadz. Namun beliau tidak pernah mau disebut Kiai sebagai bentuk tawadhu’nya. Sebagaimana kapasitas beliau.
4. Sangat memperhatikan tamu, karim dan dermawan. Akrim dhuyuf.
5. Kita doakan bersama Semoga beliau ditata oleh Allah SWT ditempatkan di janahtun naim. Dan para Dzurriyahnya dapat mengikuti jejaknya.
Ki prah beliau di bidang pemerintahan di masa saya menjabat Bupati. Beliau sangat mendukung program-program untuk umat terutama warga Nahdhiyin. Tidak memperhitungkan politik. Tujuannya hanyalah dakwah melalui kekuasaan. Karena beliau menganggap saya bisa dan mampu. Meskipun saya tidak sepenuhnya mampu untuk merealisasikannnya.
Loyatitas yang murni dan ihlas mendukung saya hingga dua periode. Tidak pernah minta fasilitas meskipun sebenarnya bisa .
Pernah saya tawari sebagai bentuk apresiasi juga ditolaknya. Misalnya proposal masjid dan lainnya.
Mendengar berita beliau wafat, sangat mengejutkan dan saya sangat kehilangan. Bentuk penghormatan terakhir bersama bupati Rembang saat takziyah sempat nego untuk meminta ikut “mikul” jenazah beliau. Kita kehilangan tokoh yang sangat diperlukan masyarakat.
Demikian yang dapat disampaikan dalam pengantar ini. Semoga niat penulis mengabadikan kisah tentang beliau bernilai ibadah dan mendorong semangat literasi para santri pada khususnya dan masyarakat Tuban pada umumnya.
Kepada para dzurriyyahnya diberikan ketabahan dan kemampuan untuk melanjutkan perjuangan beliau Kiai Najib. Aamiin Ya rabbal Alamiin.

Diskusi